Bhakti alam merupakan suatu bentuk kegiatan yang ditawarkan bagi
wisatawan domestic maupun wisatawan mancanegara untuk lebih mengenal dan hidup
di desa. Kelestarian alam yang indah, kebudayaan yang masih dijaga maupun kehidupan
masyarakat yang masih alami merupakan suatu yang ditawarkan. Dengan kegiatan
ini diharapkan para wisatawan dapat memperoleh manfaat setelah kembali ke
daerah asal.
Inilah program yang tersedia di Desa Dayurejo, Dusun Talunongko,
yaitu :
1. Berladang
Kegiatan ini meliputi kegiatan sehari-hari warga Dusun
Talunongko. Diharapkan tamu yang tinggal mengenal jenis-jenis tanaman dengan
cara bercocok tanam dan merawat tanaman organik. Selain itu tamu juga bisa
mengambil hasil bumi dari ladang dan mengolahnya lebih lanjut menjadi makanan
yang siap dimakan.
2. Beternak
Kegiatan ini biasa dilakukan pada pagi hari oleh warga
Dusun Talunongko. Diharapkan tamu dapat bersama-sama dengan warga yang
ditinggali mencari rumput untuk diberikan kepada hewan-hewan ternak yang
dimiliki oleh warga yang ditinggal, agar tamu dapat mengerti cara beternak
sehingga dapat mengelola ternak itu sendiri.
Kesenian yang disajikan untuk tamu dan orang luar untuk dinikmati :
1. Bantengan
Bantengan adalah kesenian adat daerah Dusun Talunongko
yang biasa dilakukan oleh warga untuk memperingati pernikahan maupun khitanan.
Kesenian ini juga biasa dilakukan di Dusun Talunongko setiap tahun untuk
sebagai syukuran atas mengalirnya air di Dusun Talunongko, upacara syukuran ini
biasa dilakukan di depan pohon Bulurancang yang diyakini warga sini sebagia
sumber air.
2. Sedekah BumI
Sedekah Bumi merupakan ritual sebuah wujud syukur atas
semua hasil bumi dan keselamatan yang di dapat warga Dusun Talunongko. Kegiatan
tersebut rutin dilaksanakan di bulan Suro.
3. Ancakan
Sebuah kegiatan warga dusun Talunongko yang diadakan
tiap 2 (dua) tahun sekali sebagai wujud syukur warga. Kegiatan ini dilakukan
atau ditujukan untuk warga yang ada di luar dusun talunongko. Ancakan merupakan
sebuah kegiatan bagi-bagi makanan (kue dan lauk) yang dihias dan diperebutkan
bagi pengunjung dusun talunongko.
Diadakan setiap hari jum’at legi bulan suro saat selamatan ini diadakan seluruh penduduk tua muda, pria wanita, anak-anak remaja dan dewasa pasti terlibat di dalamnya. Selamatan tersebut akhirnya lebih populer dengan sebutan ANCAKAN. Perwujudan ancakan itu sendiri berupa UBO RAMPEN yakni sejumlah perlengkapan upacara yang terdiri dari ancak lanang dan ancak wedok.
Ancak lanang berupa berbagai makanan yang terdiri dari berbagai jajanan / kue, yang di hias sedemikian rupa. Biasanya hiasan masing-masing dukuh berbeda, sesuai dengan kreativitas dan ke-khasan dukuh masing.
Ancak wedok berupa segala macam lauk pauk (ikan, telor, daging dan sebagainya) dan nasi / jenis makanan pokok. Inipun juga dihias seperti halnya ancak lanang.
Pasangan ancak lanang dan ancak wedok ini berangkat dari tiap dukuh dan diarak beramai-ramai oleh penduduk seluruh dukuh yang dipimpin kasun masing-masing menuju pendopo balai desa. Dalam arak-arakan ini biasanya juga diiringi dengan kesenian masing-masing, seperti gamelan, bantengan, cecaplok, macan-macanan, bedes-bedesan ataupun yang lainnya. Sesampainya di pendopo desa dimana para tokoh masyarakat juga berkumpul disana, diadakan do’a bersama, sebelum ancak-ancak tersebut dibagikan / diperebutkan oleh warga.
“ Khusus iring-iringan yang berupa bantengan, cecaplok dsb menggambarkan bahwa saat itu yang mengalami kebahagiaan bukan saja umat manusia, melainkan makhluk-makhluk lainpun juga ikut bersukaria, sehingga merekapun ikut dalam arak-arakan tersebut “
Sebagai nilai tambah dari program Bhakti Alam, Wisatawan
dapat memilih di luar paket yang diberikan berupa tawaran lewat warga dusun
talunongko berupa situs-situs sejarah.
Talunongko adalah satu-satunya dusun di wilayah Dayurejo
yang memiliki situs-situs bersejarah dimana situs-situs tersebut dipercaya oleh
warga sebagai pelindung dusun. Situs-situs ini telah ada sejak jaman Belanda
dan dipercaya warga dusun setempat maupun warga lain sebagai tempat untuk
ziarah. Situs-situs yang dimaksud adalah :
1. Mbah Demang
2. Mbah Dipo
3. Batu Kursi
4. Batu Dempok
5. Bulurancang
Situs-situs tersebut merupakan petilasan leluhur dalam upaya
pencarian mata air yang dimanfaatkan oleh warga Talunongko.
Semoga dayurejo makin jaya dan maju dalam bidang digital. saya senang ternyata di daerah prigen ada juga blogger dan saya harap bisa bekumpul dan memajukan daerah melalui digital
BalasHapus