Pada jaman Belanda, salah satu pesawat Belanda memantau
wilayah Dayurejo dengan menggunakan sebuah alat (teropong bumi) dan menemukan
sebuah makam di hutan. Beberapa tahun kemudian masyarakat Talunongko ingin
tahu. Dengan perantaraan salah satu warga ingin membuktikan asal-muasal makam,
bagaimana dan siapa orang tersebut dengan acara ritual adat Jawa. Tidak lama setelah
itu mendapat firasat (petunjuk) bahwa dia bernama Mbah Dipo dengan wujudnya orang tua membawa tongkat dan berbusana Jawa berupa “Sewek Liris” kain bernilai
sejarah tinggi yang digunakan orang meninggal pada jaman dahulu. Hingga saat
ini terkenal mistis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar